Menu
Mitos SEO yang tidak mempengaruhi Ranking

Bongkar 16 Mitos SEO yang Tidak Mempengaruhi Ranking Situs, Update 2024! 

giskan 2 minggu ago 0

Mitos SEO yang tidak mempengaruhi Ranking situs masih banyak diperdebatkan di antara kalangan para pelaku SEO dan Digital Marketer. Seiring dengan algoritma yang berubah seiring waktunya maka ketentuan dalam penerapan strategi SEO pun tidak akan stagnan. 

Namun SEO sendiri memiliki 3 Pilar yang memang pada dasarnya berpengaruh dalam pemeringkatan walaupun tidak masuk dalam halaman 1 google apabila 3 pilar ini sudah dalam genggaman maka Index Google pun akan mudah, dan bukan tidak mungkin dalam beberapa lama website pun akan naik. 

Tiga pilar utama dalam SEO adalah Kualitas Konten, Backlink, dan Pengalaman Pengguna. Meskipun terjadi beberapa perubahan, konten tetap menjadi yang terpenting. Dengan adanya pembaruan terbaru, yaitu EEAT, backlink juga tetap berperan sebagai suara untuk sebuah website, terutama ketika backlink dihitung dofollow, karena sesuai dengan ketentuan google yang baru dimana mereka menerapkan sebuah kualitas lebih penting daripada kuantitas.

Anda bisa mendapatkan daftar backlink doffolow berkualitas di situs carilink.drr.ac, di dalam situs ini diperlihatkan ratusan backlink dengan Domain Authority tinggi, ditambah lagi situs ini memudahkan anda untuk memilih beberapa kriteria jenis backlink sesuai dengan keinginan anda.

16 Mitos SEO yang Tidak Mempengaruhi Situs

Saat ini, banyak sekali tips dan trik tentang SEO yang beredar. Namun, tidak semua tips tersebut bermanfaat; beberapa malah bisa menyesatkan.

Banyak kiat SEO yang terlalu umum, sehingga sering kali sulit membedakan mana yang merupakan fakta dan mana yang hanya mitos. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang SEO, kita bisa kesulitan untuk mengetahui perbedaan ini.

Tapi, mengapa mitos-mitos ini bisa muncul? Salah satu alasannya adalah karena tidak ada yang benar-benar memahami bagaimana mesin pencari bekerja. SEO memang membutuhkan banyak percobaan, kesalahan, dan kadang-kadang tebak-tebakan.

Terkadang sulit untuk mencoba dan menerapkan semua kiat SEO yang Anda temui, sehingga beberapa mitos SEO menjadi populer. Banyak mitos ini sebenarnya bisa dibantah dengan menggunakan logika sederhana.

Sebagai contoh, sebelum menerapkan suatu kiat SEO, tanyakan pada diri Anda: “Bagaimana cara ini menguntungkan mesin pencari atau pengguna?” Jika jawabannya tidak memuaskan, mungkin itu hanya mitos belaka.

Mari kita tinjau beberapa mitos SEO paling umum yang ada di tahun 2024.

1. Eksistensi Google Sandbox 

Banyak yang percaya bahwa Google secara otomatis menahan peringkat situs web baru dalam hasil pencarian organik untuk jangka waktu tertentu, setelah itu peringkat situs tersebut akan lebih stabil. 

Meskipun Google telah mengkonfirmasi melalui media sosial bahwa konsep “SandBox” tidak ada, tampaknya ada periode tertentu yang diperlukan bagi Google untuk menganalisis dan memberi peringkat halaman-halaman dari situs baru. Fenomena ini dapat menciptakan kesan bahwa “SandBox” itu nyata.

Tidak adanya Sandbox diperkuat oleh pernyataan dari john Mueller yang dilansir dari Google Search Central John Mueller berkata, “Kami tidak memiliki sistem SandBox yang secara khusus menahan situs baru dari peringkat. Namun, ada proses yang diperlukan untuk menilai dan memahami kualitas sebuah situs web, yang dapat memakan waktu.”

2.  Hukuman Konten Duplikat ( Content Penalty ) 

Ada mitos umum yang menyatakan bahwa situs Anda akan dihukum oleh Google jika terdeteksi menyalin konten dari situs lain. Penting untuk memahami perbedaan antara penekanan algoritmik dan tindakan manual.

Tindakan manual terjadi ketika peninjau manusia di Google menemukan bahwa situs Anda melanggar pedoman Google Webmaster, yang bisa mengakibatkan halaman web Anda dihapus dari indeks Google. Webmaster akan diberitahu tentang hal ini melalui Google Search Console.

Di sisi lain, penekanan algoritmik berarti bahwa halaman Anda tidak bisa muncul di hasil pencarian karena terdeteksi oleh algoritma Google. Jika Anda menyalin konten dari situs lain, Google akan lebih mengutamakan konten asli, dan ini bisa menyebabkan halaman Anda tidak ditampilkan dalam hasil pencarian. Ini bukan penalti, tetapi hasil dari proses algoritma.

Walaupun ada tindakan manual yang dapat diambil terkait konten, menyalin konten dari situs lain biasanya tidak akan memicu tindakan tersebut. Namun, tindakan ini bisa berpotensi menimbulkan masalah hukum terkait pelanggaran hak cipta dan membuat situs Anda kurang menarik bagi pengguna.

Dilansir dari Google Search Central Menurut Gary Illyes, seorang analis tren di Google, “Google tidak menghukum Anda hanya karena menyalin konten. Namun, algoritma kami dirancang untuk mengutamakan konten yang unik dan berkualitas. Konten yang disalin mungkin tidak mendapatkan peringkat yang baik dalam hasil pencarian.”

3. Iklan PPC Membantu Peringkat (Cukup Membayar Adsense)

Keyakinan bahwa Google memberikan keuntungan lebih kepada situs yang membayar iklan melalui program iklan berbayar adalah salah besar. Algoritma yang digunakan Google untuk menentukan peringkat halaman dalam hasil pencarian organik sangat berbeda dengan algoritma yang mengatur penempatan iklan berbayar.

Melakukan kampanye iklan berbayar di Google dapat memberikan keuntungan tambahan bagi situs Anda, tetapi tidak akan langsung mempengaruhi peringkat pencarian organik Anda.

Dilansir dari Google Webmaster Central Blog John Mueller, Webmaster Trend Analyst di Google, menegaskan bahwa iklan berbayar dan peringkat organik dihasilkan dari dua sistem yang terpisah. Ia menyatakan, “Mengeluarkan uang untuk iklan tidak akan mempengaruhi peringkat organik Anda. Peringkat dalam pencarian Google sepenuhnya berdasarkan kualitas dan relevansi konten situs Anda, bukan pada seberapa banyak uang yang Anda belanjakan untuk iklan.”

4. Usia Domain Merupakan Faktor Penting Pemeringkatan 

Banyak webmaster percaya bahwa usia sebuah situs web yang sudah lama berdiri dan memiliki peringkat baik akan mempengaruhi pemeringkatan di Google. Namun, Google telah beberapa kali membantah mitos ini. Pada Juli 2019, John Mueller mengomentari sebuah tweet yang mengklaim bahwa usia domain termasuk salah satu dari 200 faktor pemeringkatan. Ia dengan tegas menyatakan, “Usia domain sama sekali tidak membantu.”

Sebenarnya, situs web yang lebih tua hanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengoptimalkan berbagai aspek mereka. Inilah fakta di balik mitos ini. Misalnya, situs yang telah berdiri selama 10 tahun kemungkinan besar telah mendapatkan banyak backlink ke halaman-halamannya, sedangkan situs yang baru berusia setengah dari itu mungkin tidak akan bisa bersaing seimbang.

5. Konten yang Tersembunyi Tidak Mempengaruhi Peringkat

Banyak orang percaya bahwa Google tidak akan memberi nilai pada konten yang tidak terlihat saat halaman pertama kali dimuat. Namun, Google telah menjelaskan bahwa jika konten tersebut ada dalam HTML, tidak ada alasan bagi Google untuk menilai konten itu lebih rendah hanya karena tidak langsung muncul untuk pengguna saat pemuatan awal. Ini bukan praktik penyamaran karena Google dapat dengan mudah mengakses dan membaca konten tersebut.

6. Google Menggunakan Data Google Analytics untuk Peringkat

Ada keyakinan umum bahwa Google menggunakan data dari Google Analytics untuk menentukan peringkat situs web dalam algoritma mereka. Banyak webmaster khawatir jika data mereka, seperti rasio pentalan yang tinggi atau waktu yang sedikit dihabiskan di halaman, akan membuat Google menganggap situs mereka berkualitas rendah dan berpengaruh pada peringkat.

Namun, kenyataannya adalah bahwa penggunaan data Google Analytics sebagai faktor pemeringkatan tidak begitu jelas. anda bisa saja memanipulasi data dengan filter sehingga situs anda terlihat berperforma baik, meskipun kenyataannya berbeda. Misalnya, rasio pentalan yang tinggi bisa berarti situs anda tidak ramah pengguna atau kontennya kurang berkualitas, tetapi sebenarnya bisa juga berarti konten anda mudah dicerna.

Metrik di Google Analytics dapat memberi anda wawasan tentang mengapa situs anda mungkin tidak berperingkat dengan baik, tetapi itu tidak selalu menjadi penyebab utama masalah tersebut.

7. Google Peduli dengan Otoritas Domain

Google menggunakan algoritma bernama PageRank untuk mengukur seberapa penting suatu halaman web. Dulu, Google menampilkan skor PageRank halaman tersebut pada alatnya, yang berupa angka dari 0 hingga 10. Namun, Google menghentikan tampilan PageRank ini pada tahun 2013 dan mengkonfirmasi pada tahun 2016 bahwa matriks tersebut tidak akan digunakan lagi di masa depan.

Secara umum, dalam SEO, kekuatan peringkat sebuah situs web sering dikaitkan dengan profil backlink-nya, yang juga dikenal sebagai Otoritas Domain (DA). Karena PageRank tidak lagi tersedia, banyak metrik pihak ketiga yang muncul, seperti:

  • Skor Otoritas Domain dan Otoritas Halaman dari Moz.
  • Alur Kepercayaan dan Alur Kutipan dari Majestic.
  • Peringkat Domain dan Peringkat URL dari Ahrefs.

Saat ini, skor-skor ini digunakan oleh banyak webmaster untuk menilai nilai suatu halaman. Namun, skor tersebut tidak selalu mencerminkan dengan akurat bagaimana mesin pencari menilai suatu halaman.

Gary Illyes dari Google juga menanggapi mitos ini dengan mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak memiliki konsep “otoritas domain” secara keseluruhan. Akan tetapi mesti diingat untuk Website yang berperingkat 1-10 rata rata memiliki DA yang tinggi

Kita bisa melihat pada gambar diatas bahwa ketika kita mencari salah satu Query contohnya diatas adalah “keyword” pada peringkat pertama diatas keywordtool.io menjadi posisi yang pertama lalu ketika mengecheck Domain Authority nya berada diangka diatas 60, hal ini belum termasuk dengan mengecheck Domain Rating dan Page Authority, kami yakin bahwa PA dan DR website tersebut juga tinggi. mungkin sinyal seperti Konten Berkualitas, Backlink berpengaruh pada website terseut namun entah kenapa rata rata website yang masuk peringkat pasti memiliki DA yang cukup tinggi diatas 60.

Adapun anda bisa menambah nilai dari Domain Authority salah satunya dengan menggunakan metode Guest Posting, dengan menggunakan metode guest posting ini anda bisa memunculkan potensi pertumbuhan backlink alami dan juga trafik secara organik.

Seperti yang banyak diketahui backlink itu ibaratkan seperti vote yang seakan memberitahu Google bahwa website tersebut kredibel, sementara guest posting bisa membuat ekosistem dapat tumbuh antara backlink dan juga trafik, meski hal ini tak bisa berjalan lancar tanpa adanya konten yang berkualitas.

Sebagai bahan referensi anda bisa mencoba membuka situs freepost.ju.mp, guestpost.5g.in dan guestpost.ai.in pada ketiga link tersebut anda bisa melihat beberapa opsi dari website penyedia guest posting yang memiki domain Authority tinggi, serta karakteristik masing – masing website yang disesuaikan cocok untuk niche konten anda. ketiga website tersebut bisa diakses oleh anda secara gratis.

8. Konten yang Lebih Panjang Kemungkinan Besar Masuk Peringkat 

Mungkin anda pernah mendengar bahwa konten yang lebih panjang akan mendapatkan peringkat yang lebih baik. Banyak orang percaya bahwa semakin banyak kata yang ditulis tentang suatu topik, semakin otoritatif konten tersebut dibandingkan dengan pesaing. Ini sering dibahas di forum SEO, tetapi tidak banyak bukti yang mendukungnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa halaman-halaman yang berada di posisi teratas di Google rata-rata memiliki sekitar 1.450 kata. Hal ini membuat banyak orang berpikir bahwa untuk masuk dalam sepuluh besar hasil pencarian Google, kontenmu harus memiliki setidaknya 1.500 kata.

Namun, penelitian tersebut tidak menyatakan bahwa panjang konten adalah faktor penentu peringkat. Hanya karena halaman-halaman teratas memiliki lebih banyak kata dibandingkan halaman-halaman yang ada di posisi 11 dan seterusnya, bukan berarti jumlah kata itu sendiri menjadi faktor yang mempengaruhi peringkat.

John Mueller, seorang analis tren webmaster di Google, menanggapi hal ini melalui Twitter dengan menyatakan bahwa “panjang konten bukanlah faktor penentu. Konten yang bermanfaat dan relevan lebih penting daripada hanya mengandalkan jumlah kata.”

Ini menegaskan bahwa kualitas konten jauh lebih penting daripada sekadar panjangnya.

9. Kata Kunci LSI (Latent Semantic Indexing)  Akan Membantu Anda Mendapatkan Peringkat

LSI adalah singkatan dari “pengindeksan semantik laten.” Konsep ini berkaitan dengan bagaimana kata kunci LSI membantu mesin pencari memahami konten halaman dengan memberikan konteks tambahan pada kata kunci utama.

Kata-kata bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Misalnya, kata “right” bisa berarti “benar” jika dipasangkan dengan “wrong” (salah), tetapi bisa berarti “kanan” jika dipasangkan dengan “left” (kiri).

Sementara manusia bisa cepat menangkap konteks di antara kata-kata, mesin pencari masih berjuang untuk memahami hubungan ini. Oleh karena itu, LSI dianggap sebagai langkah maju dalam kemampuan mesin untuk memahami teks.

Namun, banyak orang di komunitas SEO percaya bahwa kata kunci LSI dapat meningkatkan peringkat untuk istilah yang kurang jelas dalam teks. Ini tidak benar, karena Google sudah mengembangkan kemampuannya jauh lebih dari sekadar kata kunci LSI. Misalnya, dengan pembaruan BERT, Google dapat memahami teks dengan lebih baik tanpa bergantung pada kata kunci LSI.

10. SEO Akan Memakan Waktu 3 Bulan 

Dilansir dari stanventures.com Ada anggapan umum bahwa SEO memerlukan waktu tiga bulan untuk menunjukkan hasilnya, tetapi ini adalah mitos yang tidak memiliki dasar yang kuat. 

Memang benar bahwa upaya SEO memerlukan waktu untuk memberikan hasil, dan 90 hari bisa dianggap sebagai periode yang wajar untuk mengevaluasi apakah upaya SEO Anda memberikan hasil yang positif atau negatif. Namun, waktu tersebut belum cukup untuk menarik kesimpulan apakah strategi yang diterapkan benar-benar menguntungkan bagi situs Anda.

Jika persaingan di pasar Anda relatif rendah dan Anda menargetkan kata kunci yang sangat spesifik, Google bisa cepat merayapi dan memperbarui peringkat situs Anda. Sebaliknya, kata kunci yang lebih kompetitif mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mengalami peningkatan dalam peringkat.

Ada juga faktor lain yang perlu diperhatikan. Misalnya, mesin pencari seperti Bing, Yandex, dan Baidu mungkin lebih mudah untuk diberi peringkat dibandingkan dengan Google. Selain itu, perubahan kecil pada judul halaman dapat meningkatkan rasio klik-tayang (CTR), dan hal ini bisa terjadi jika mesin pencari merayapi ulang halaman Anda pada hari yang sama.

Oleh karena itu, menilai efektivitas upaya SEO hanya dalam waktu tiga bulan tidaklah akurat, terutama jika tujuan Anda adalah untuk mencapai peringkat halaman pertama di Google.

Ahli SEO Neil Patel menekankan bahwa “SEO bukanlah sesuatu yang instan. Meskipun anda mungkin melihat perubahan dalam waktu tiga bulan, hasil nyata dari strategi SEO yang baik bisa memakan waktu lebih lama untuk terlihat, tergantung pada banyak faktor termasuk tingkat persaingan dan kualitas konten.”

Sumber: Neil Patel, “SEO Myths You Should Stop Believing,” neilpatel.com.

11.  Bounce Rate adalah Faktor Pemeringkatan

Rasio pentalan adalah ukuran jumlah kunjungan di situs web Anda yang tidak menghasilkan interaksi apa pun selain mendarat di halaman tersebut. Itu dapat diukur menggunakan Google Analytics.

Beberapa SEO meyakini bahwa rasio pentalan merupakan faktor pemeringkatan karena merupakan ukuran kualitas.

Ada beberapa alasan mengapa pengunjung ingin meninggalkan halaman segera setelah mereka masuk. Mereka mungkin telah membaca semua informasi yang ada di halaman dan meninggalkannya untuk menghubungi bisnis tersebut. Dalam kasus tersebut, bounce terbukti bermanfaat bagi bisnis yang bersangkutan. 

Bisa juga terjadi orang-orang meninggalkan laman Anda akibat buruknya kualitas konten situs Anda. Oleh karena itu, rasio pentalan tidak dapat dianggap sebagai indikator kualitas. Sebaliknya, Pogo-sticking, atau pengunjung mengeklik hasil pencarian dan kemudian segera kembali ke SERP, akan menjadi indikator kualitas laman landas yang lebih dapat diandalkan. 

Hal ini menunjukkan bahwa konten halaman tersebut tidak sesuai dengan keinginan pengguna, sehingga mereka kembali ke hasil pencarian untuk menjelajahi halaman lain atau melakukan pencarian ulang.

12. Semuanya Tentang Backlink 

Tidak diragukan lagi bahwa backlink penting untuk SEO, tetapi seberapa penting sebenarnya backlink adalah sesuatu yang perlu dipikirkan.

Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah salah satu dari banyak taktik SEO yang membantu meningkatkan peringkat situs, sedangkan yang lain mungkin mengatakan bahwa link berkualitas dari situs populer adalah satu-satunya hal yang penting dalam SEO.

Dulu, Anda dapat membuat tautan di mana pun Anda inginkan, seperti forum daring, direktori, dan lain-lain. Namun, karena Google sering mengubah algoritmanya, membangun tautan tidak lagi menjadi tugas yang mudah.

Google kini hanya memberi penghargaan pada tautan yang relevan dan berkualitas tinggi, serta memberi sanksi pada tautan yang berisi spam. Pada perangkat seluler, Anda sering kali dapat melihat lusinan hasil sebelum mencapai hasil organik pertama Anda.

Link berkualitas dari situs populer memang membantu dalam pemeringkatan, tetapi Anda tidak dapat mengandalkannya saja. Konten, gambar, video, dan skema yang dioptimalkan juga dapat membantu Anda memaksimalkan visibilitas SERP Anda.

Anda perlu menggabungkan teknik pengoptimalan ini untuk mengonversi lebih banyak pengunjung dan meningkatkan peringkat situs Anda.

13. Kata Kunci dalam URL Penting 

Menambahkan kata kunci ke dalam URL tidak memberikan banyak nilai lagi saat ini. John Mueller telah menjelaskan berkali-kali bahwa keberadaan kata kunci di URL hanya dianggap sebagai faktor pemeringkatan yang minor. Jika anda berencana untuk menulis ulang URL dan menyertakan kata kunci, kemungkinan besar anda akan menghadapi lebih banyak kerugian daripada manfaat.

John Mueller pernah mengatakan, “Memiliki kata kunci di URL itu bagus, tetapi jika itu membuat URL menjadi tidak alami atau sulit dibaca, maka itu bukan hal yang baik.”

14. Situs Web Terkenal akan selalu Menang dibanding Situs Web Kecil 

Merek besar biasanya memiliki lebih banyak sumber daya dibandingkan merek kecil, sehingga mereka dapat menginvestasikan lebih banyak uang dalam SEO. Banyak orang percaya bahwa Google lebih mendukung merek besar, tetapi kenyataannya tidak selalu demikian.

Pada tahun 2009, Google merilis pembaruan yang disebut “Vince”, yang mengubah cara merek diperlakukan dalam hasil pencarian. Merek yang terkenal di dunia nyata mendapatkan peringkat lebih baik untuk kata kunci yang sangat kompetitif.

Walaupun merek besar cenderung lebih berwibawa, merek kecil tetap memiliki peluang untuk bersaing. Dengan menargetkan kata kunci yang lebih spesifik (ekor panjang) atau membangun kehadiran lokal, merek kecil dapat menjadi lebih relevan dalam hasil pencarian dibandingkan merek besar. Meskipun sulit untuk mengalahkan merek besar, itu masih mungkin dilakukan.

15. Konten yang Lebih Baik berarti Peringkat Lebih baik 

Pernyataan bahwa konten yang lebih baik otomatis menghasilkan peringkat yang lebih baik adalah mitos yang umum, namun tanpa bukti yang kuat.

Kualitas konten adalah hal yang subjektif. Jika konten anda tidak sebaik pesaing, ada banyak faktor yang mungkin menyebabkannya. Mungkin anda tidak sepenuhnya memenuhi maksud pencarian pengguna, atau mungkin anda telah mengoptimalkan konten terlalu banyak sehingga mengorbankan kualitas.

Meskipun konten merupakan salah satu faktor penting dalam algoritma pemeringkatan, konten juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kinerja teknis situs atau kurangnya relevansi lokal.

16.  Harus Membuat Blog Setiap Hari 

Mitos SEO yang tidak mempengaruhi peringkat situs yang terakhir adalah Buat Blog Setiap hari. Berdasarkan pembaruan algoritma Google pada tahun 2011, hasil pencarian terbaru mendapatkan perhatian lebih dalam SERP karena konten baru cenderung lebih akurat.

Namun, ini bukan berarti konten yang lebih baru selalu akan lebih baik dari konten yang lebih lama. Google akan menilai apakah suatu kueri pantas untuk diperbarui atau tidak. Jika ya, maka usia konten bisa menjadi faktor penting dalam pemeringkatan. Tapi, anda tidak perlu membuat konten baru hanya untuk mengalahkan pesaing.

Kadang-kadang, hal itu tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Jika suatu kueri tidak memerlukan informasi yang baru, seperti “Apa album perdana Beatles?”, maka konten baru tidak akan memberikan keuntungan dalam hasil pencarian.

Jika anda terus-menerus menulis konten setiap hari dengan harapan bisa meraih peringkat teratas dan menjaga situs tetap fresh, anda mungkin salah. Lebih baik untuk menulis konten yang informatif, berwibawa, dan bernilai, meskipun dengan frekuensi yang lebih rendah.

Kesimpulan 

Mitos yang tidak mempengaruhi Ranking situs ini menunjukkan bahwa SEO adalah bidang yang kompleks dan terus berkembang. Dengan memahami fakta di balik mitos ini, Anda dapat mengembangkan strategi SEO yang lebih efektif dan sesuai dengan perubahan algoritma Google. Selalu perbarui pengetahuan Anda dan terus eksperimen untuk mencapai hasil yang optimal.

Baca Juga: 6 Perbedaan SEO On Page dan SEO Off Page Secara Umum!

– Advertisement –
Written By